Sabtu, 27 September 2014

GCG menjadikan terminator itu seperti messiah.


Mari kita sedikit tenggelam didalam masa lalunya Prof. Molengraff saat ia merumuskan konsepnya mengenai perusahaan yang bertahan hingga bertahun tahun lamanya. Ini merupakan salah satu bukti bahwa manusia memang fana tetapi ide nya abadi. Karena ide sang professor tetap dipakai sebagai acuan hingga sekarang.Menurut professor  perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.

Ada yang mengomentari bahwa sang professor melihat ini dari sisi ekonomi. Perusahan bertindak terus menerus dengan satu titik yang menjadi puncaknya adalah mendapatkan penghasilan. Dan terus bertahan di puncak penghasilannya. Event terus menerus ini berarti adanya continouitas didalam proses nya suatu bentuk konsistensi. Maka menurut saya definisi ini membuat perusahaan menjadi seperti mesin, seperti suatu pembangkin listrik yang terus menerus menbangkitkan listrik. Listrik nya adalah penghasilan yang juga pada akhirnya sama, apabila pembangkit listrik menghasilkan listrik dan memberikan keuntungan kepada pemiliknya. Begitu juga perusahaan pegawainya berkerja untuk memberikan keuntungan kepada pemiliknya siapapun pemiliknya itu. Negara atau swasta, pada akhirnya komponen pembangkit tidak mendapatkan apa apa, begitu juga pegawai perusahaan mereka tidak mendapatkan apa apa.Para pegawai hanya menukarkan setiap detik kehidupan yang mereka memiliki dengan suatu kemampuan untuk mengkosumsi. Kekonyolan ini akan saya bahas ditulisan saya yang lain tidak ditulisakan disini.

Disini saya akan menyatakan kebingungan saya terhadap perusahaan yang berdasarkan pengertian ahli lain sekalipun ataupun undang undang di posisikan seperti mesin. Tepatkah ini, saya rasa tidak karena mesin komponennya adalah benda benda mati sedangkan perusahaan komponennya adalah benda hidup. Manusia yang memiliki nurani.

Karena komponen yamg dibentuk oleh benda hidup yang membentuk suatu kesatuan ini tidak bisa kita anggap sebagai benda mati. Sepertinya john elkington menyadari itu kemudian dengan gagahnya beliau menerapkan triple bottom line kepada perusahaan yang dianggapnya ingin terus hidup dan mengalami keberlanjutan. Perusahaan harus adil terhadap masyarakat sosial, lingkungan dan menhasilkan keuntungan ekonomi.

Disini ada keadilan terhadap sosial dan lingkungan maka mulailah perusahaan seperti memiliki jiwa. Tidak lagi seperti mesin tetapi mulai memiliki nurani. Bayangkan perusahaan seperti arnold swathenegger dalam film terminator yang mulai memiliki nurani. Tidak lagi hanya mengutamakan profit untuk kepentingan pemilik semata. Karena pada hakekatnya perusaah modern terjadi pemisahan antara entitas pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan maka apabila hanya menghasilkan profit untuk pemilik celakalah para karyawan perusahaan tersebut dan mesin waktu kembali berjalan, kita kembali si masa revolusi industri dimana kapasitas produksi yang besar cintanya bertepuk sebelah tangan dengan kesejahteraan para buru.

Melalui perjuangan berdarah darah dari segenap orang-orang yg peka dan peduli maka berkembanglah gcg. Yang dentumanya ditandai dengan kuatnya bargaining power yang dimiliki serikat perkerja di penghujung masa revolusi industri. Setelah itu berbagai kuda kapitalisme imf dan institusi keuangan lainnya mendorong gcg untuk lebih kompleks. Lebih galak dengan memaksanya untuk menjadi suatu undang undang. Walaupun tujuan mereka untuk melindungi dana yang mereka tanamkan yang sah sah saja. Toh akhirnya saya ikut menari karena perusahaan yang dulu nya keras menjadi lembut dan mengayomi.

Karena sudah sangat galaknya gcg perusahaan mau tidak mau mematuhinya. Pada.akhirnya walaupun setengah terpaksa perusahaan berusaha untuk membangun keluar membangun masyarakat dan lingkungannya. Dan jadilah sirkus perusahaan dengan lagu pengiring pembangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar